Rabu, 26 Desember 2007

Mengubah Pola Fikir

Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing diluar kota. Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kadaluarsa. Karena lapar, mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya. Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang menjadi cemas. Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas dan terserang diare. Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan. Sang dokter mulai mencari sebab musababnya dari seekor anjing. Ketika hendak dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas mobil.

Apa yang menarik dari cerita diatas? Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita fikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri, we see the world as we are, not as it is. Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat.

Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Ini disebut sebagai model See-Do-Get. Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara melihat. Ada cerita menarik mengenai sepasang suami - istri yang telah bercerai. Suatu hari, Astri, nama wanita itu, datang ke kantor Roy, mantan suaminya. Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan. Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang.

Si Bos berkata, “Saya begitu senang, suami anda bekerja untuk saya. Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh perhatian dan baik budinya.” Setelah Astri terpengaruh mendengar pujian si bos. Setelah Astri pergi, ia menjelaskan, “Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu, dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila membutuhkan tambahan uang untuk putra kami.

Bebera minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy. Ia mengankat dan berkata, “Baiklah Ma, kita akan melihat rumah itu bersama setelah jam kerja.” Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, “ Astri dan saya telah memutuskan memulai lagi perkawinan kami. Dia melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak berbicara padanya tempo hari.” Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan dalam cara melihat. Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang menyebalkan, tapi ternyata dimata orang lain Roy sungguh menyenangkan. Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah tangga yang jauh indah dari sebelumnya.

Segala Sesutu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat masalah. Karena itu, bila ingin mengubah nasib secara drastic, kita memerlukan revolusi cara berfikir. Stephen Covey pernah mengatakan: “ Kalau anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, garaplah perilaku anda, tapi bila anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma anda.”

Covey benar, perubahan tidak selalu dimulai dari cara kita melihat (See). Ia juga bisa dimulai dari perilaku anda (Do). Namun, efeknya sangat berbeda. Ini contoh sederhana. Anak saya, Alisa yang berusia empat tahun selalu menolak kalau diberi minyak ikan. Padahal, itu diperlukan untuk meningkatkan perkembangan otak dan daya tahan tubuhnya.betapapun kami membujuknya, ia tetap menolak. Dengan maksud baik, kadang-kadang kami memaksanya menelan minyak ikan. Ia menangis dan meronta-ronta. Kami memang berhasil memaksanya, tapi ini bukan sesuatu yang win-win kami menang, ia kalah. Ini pendekatan yang dimulai dengan Do. Kami sadar harus mencari cara lain. Untungnya, istri saya puny ide menarik. Ia pun mulai dengan mengubah paradigma Alisa. Kami tahu Alisa sangat suka sirup. Karena itu minyak ikan tersebut kami campur dengan air dalam gelas. Ternyata, ia sangat gembira dan menikmati “sirup” minyak ikan itu. Bahkan, sekarang ia tak mau mandi sebelum minum “sirup” tersebut.

Contoh sederhana ini menggambarkan peoses perubahan yang bersifat inside-out (dari dalam keluar). Perubahan ini bersifat sukarela dan datang dari Alisa sendiri. Jadi, tidak ada keterpaksaan. Inilah perubahan yang diawali dari See. Perubahan yang dimulai dengan Do, bersifat sebalikya, yaitu out-side-in.

Orang tidak korupsi karena takut akan hukumannya, bukan karena kesadaran. Pada dasarnya orang tersebut belum berubah, karena itu ia masih mencari selah-selahya yang dapat dimanfaatkannya. Pendekatan SDM berusaha mengubah cara berfikir orang.

Akar korupsi sebenarnya adalah kepada cara orang melihat. Selama jabatan dilihat sebagai kesempatan memupuk kekayaan, bukannya sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan, selama itu pula korupsi tidak akan pernah hilang. Ini lah pendekatan Inside-out. Memang jauh lebih sulit, tetapi efek yang dihasilkan jauh lebih mendasar.

Cara kita melihat masalah sesungguhnya adalah masalah itu sendiri. Karena itu, untuk mengubah nasib, yang perlu anda lakukan Cuma satu; ubahlah cara anda melihat masalah. Mulailah melihat atasan yang otoriter, bawahan yang tak kooperetif, pelanggan yang cerewet dan pasangan yang mau menang sendiri sebagai tantangan dan rahmat yang terselubung. Orang-orang ini sangat berjasa karena dapat membuat anda lebih kompeten,lebih professional, lebih arif dan lebih sabar. Saya menyukai apa yang dikatakan John Gray, pengarang buku Men Are From Mars And Women Are From Venus. Gray melihat masalah dan kesulitan dengan cara yang berbeda. Ujarnya. “Semua kesulitan sesunggunya merupakan kesempatan kita untuk tumbuh

Tidak ada komentar: