Wikipedia menyebutkan bahwa blog merupakan singkatan dari web log, yang merupakan sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Posting tersebut sering kali dimuat dalam urut-an posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
Pada tahun 2005 lalu, sebuah penerbit kamus terkenal Merriam-Webster menyebutkan, blog telah menjadi kata yang sangat populer dan mulai berpengaruh pada media mainstream. Dan hal itu telah mendorong memasukkan kata blog pada edisi tahun tersebut. Padahal, kamus Oxford University sudah memasukkan kata blog satu tahun lebih dulu. Blog menjadi semakin populer setelah PyraLab sebagai pemilik dari Blogger.com diakuisisi oleh Google sejak tahun 2002, seakan menjelma menjadi media tersendiri dan menya-ingi media mainstream yang sudah ada. Sejak itu bermunculan aplikasi yang bersifat open-source yang diperuntukkan bagi blog.
Microsoft ketar-ketir
Microsoft yang saat ini lagi ketar-ketir karena “belum puas” ambil bagian dalam bisnis internet, di tahun 2003 sempat memecat pegawainya karena sebuah blog. Adalah Michael Hanscom, yang disinyalir menampilkan foto yang diambil dari kawasan Microsoft dalam blog-nya. Foto yang menampilkan komputer Power Mac G5 sedang diangkut ke dalam kompleks perkantoran Microsoft itu dianggap berpotensi membocorkan rahasia perusahaan.
Sempat pula opini yang diba-ngun sebuah blog membuat Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Seri Tengku Adnan Tengku Mansor kebakaran jenggot pada medio Maret 2007 lalu, gara-garanya seorang blogger wanita asal Indonesia yang seorang wartawati SCTV, Nila Tanzil, menulis “Malaysia Tourism Board, Disappointing” di awal Februari 2007. Kecaman sang datuk menteri pun disampaikan lagi lewat media atas tulisan tersebut dan sempat menuduh bahwa blogger wanita “tukang kibul”.
Yang terbaru adalah berita yang dirilis Google Finance pertengahan bulan Mei 2007 ketika saham Apple anjlok. Dalam berita itu disinggung bahwa anjloknya saham Apple dipicu oleh kemunculan berita bohong dari Engadget.com--sebuah blog gadget yang cukup ternama dan terpercaya--yang menampilkan bocoran informasi bahwa Apple akan menunda dua produk andalan mereka: Apple iPhone dan Mac OS X Leopard. Hanya butuh waktu enam menit setelah kabar itu tersiar, saham Apple pun anjlok. Baru setelah dirilis kembali bahwa berita itu bohong saham Apple berangsur pulih, setidaknya Apple sempat kehilangan kapitalisasi pasar sebesar 4 miliar dolar AS dalam waktu 20 menit. Berita ini pun sempat ditayangkan di media detikinet. Bahkan di Cina saat ini diadakan pendataan para blogger untuk “mengamankan” informasi. Masih banyak lagi cerita bagaimana dahsyatnya sebuah blog sebagai media.
Lebih mendalam
Dari sisi kualitas konten, antara blog dan media mainstream sesungguhnya tak jauh beda. Bahkan di beberapa hal, tulisan dari sebuah blog akan bisa lebih mendalam ketika disajikan, karena memang penulisnya, atau biasa disebut blogger, adalah orang yang cukup mendalami hal yang di-tulisnya. Namun, hal ini tidak berarti bahwa blog akan membunuh media mainstream yang sering diidentikkan de-ngan surat kabar, radio, televisi, atau media internet seperti YahooNews, Newyork Times, Detikcom, atau sejenisnya, tapi akan membuat efektivitas komunikasi media yang sudah ada makin meningkat ketika keduanya dapat bersi-nergi. Kunci kekuatan blog adalah kontennya bersifat long-tail, yaitu ketika sebuah tulisan atau foto yang telah dimuat dapat dilihat kembali dan dibaca kapan saja. Hal ini sebenarnya sama dengan media internet lainnya yang tidak dikategorikan sebagai blog dan juga kehadiran kolom komentar sehingga meningkatkan interaksi sosial. Pembaca bisa berinteraksi dengan penulis, narasumber, maupun sesama pembaca, demikian perspektif Wimar Witoelar ketika mengomentari keterkaitan keberadaan blog dengan media mainstream.
David Sifry, CEO dan pendiri Technorati berkomentar me-ngenai perbedaan blog dan media mainstream, “Banyak pengguna internet yang tidak sadar bahwa ia sedang membaca sebuah blog”. Bahkan dia menyodorkan data, saking menariknya isi blog, dari 100 situs paling populer di dunia pada kuartal empat 2006, 22 di antaranya adalah blog!
Lebih personal dan jujur
Blog yang pada awalnya untuk mencatat sejarah harian atau yang biasa disebut diary semakin berkembang fungsinya sampai dengan media publikasi dalam sebuah kampanye politik, program-program media dan korporasi yang ditulis mulai dari penulis tunggal sampai beberapa penulis. Bahkan dikenal juga istilah professional blogger yaitu orang yang dibayar khusus untuk nge-blog. Ada juga yang menganggap blog sebuah ”emerging market”, seperti yang diungkap Budi Putra yang memilih sebagai ”full time blogger” yaitu orang yang benar-benar telah memi-lih blogging sebagai profesinya. Menurutnya, hal ini paling tidak terkait tiga hal, yakni penerbit, penulis, dan konsultan blog.
Terlepas dari komentar-komentar tersebut, saat ini keran media komunikasi sudah dibuka selebar-lebarnya dan salah satunya adalah blog. Penulis berpendapat sama dengan Budi Putra kalau blog, dianggap sangat personal, dan yang personal dianggap lebih jujur dan tidak punya kepentingan. Ketika media mainstream memuat headline yang dianggap terlalu memaksakan seleranya dan hampir selalu sama. Ketika yang diangkat adalah isu dana nonbujeter, maka hampir semua headline media mainstream dipastikan akan meng-angkat isu sejenis, berbeda dengan blog, yang menawarkan sesuatu yang berbeda yaitu pengalaman yang terkait masalah sehari-hari. Dan hal ini dianggap lebih dekat dengan suara publik secara keseluruhan.
Tersedianya aplikasi internet yang memudahkan user dalam penggunaan blog semakin mendorong pertumbuhan blog dan banyak di antaranya tersedia dengan gratis. Memulai blog sama halnya dengan memulai untuk belajar menulis, dibutuhkan kemampuan untuk merekam kejadian verbal maupun nonverbal menjadi sebuah tulisan ditambah sedikit pengetahuan tentang internet.
Namun, kondisi ”efektivitas media komunikasi dengan blog” memang belum sepenuhnya dapat terwujud ketika konten yang disajikan tidak bermutu dan tidak kaya dengan data. Belum lagi persoalan harga bandwidth, infrastruktur internet yang tidak merata, penetrasi komputer yang masih rendah. Semuanya berakibat pada tumpulnya penetrasi internet di Indonesia sehingga menjadikan blog lebih kepada opini orang per orang yang hanya dinikmati oleh tidak lebih 5 persen penduduk Indonesia, itu pun kalau dikunjungi oleh semua pengguna interet Indonesia. Terkecuali ketika blog dapat bersinergi dengan media mainstream yang sudah ada seperti yang disampaikan oleh Wimar Witoelar.
Indonesia, negara yang populasinya masuk lima besar dunia berpotensi sangat besar untuk menggalang informasi lewat internet dan salah satu-nya adalah blog. Informasi-informasi tersebut suatu saat dapat menjadi sebuah know-ledge yang bisa dirasakan secara luas oleh publik. Semua itu hanya mungkin tercipta jika ada komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur telematika di negara ini tidak ’angin-angin-an’. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar