Tak terasa beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan segera meninggalkan kita. Apakah yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan ini. Apakah keagungan Ramadhan itu, kita biarkan berlalu begitu saja? Tanpa melakukan peningkatan kualitas ibadah kita, ataukah sama dengan apa yang kita perbuat selama 11 bulan sebelumnya?
Mudah-mudahan selepas bulan suci Ramadhan ini kita bisa lebih baik dari dan sesudah bulan Ramadhan. Serta semangat ’Ramadhan’ terbawa terus setelah kita kembali kepada fitrah kita, tanggal 13 Oktober 2007 nanti.
Selain itu, pribadi kita menjadi pribadi yang sangat luar biasa, karena hasil didikan di bulan seribu bulan ini. Tak ada istilah terlambat, bila kita mau jadi yang spesial di sisi Allah, Sahabat.
Sahabat, jelang Lebaran nanti, yang tinggal hitungan hari. Itupun hanya jari-jari disebelah tangan. Jadi bisa dibayangkan kan, betapa cepatnya hari-hari, waktu, detik demi detik di bulan Ramadhan berlalu melewati kita, saya khususnya.
Saya coba menuangkannya melalui tulisan sangat sederhana, inilah sepenggal kisah saya selama Ramadhan ini. Dan pelajaran apakah yang saya dapat di Ramadhan kali ini??
Banyak sekali, bila di runut satu-satu. Diawali dengan mendapat pekerjaan baru setelah sekian bulan vakum. Berkah Ramadhankah?? Bisa dibilang begitu, jika kita menilai berkah hanya sebatas hal-hal yang menyenangkan saja. Mengapa demikian?? Karena ketika saya masuki lingkungan kerja itu, ada masa dimana saya seperti mendapat hukuman. Situasinya, orang-orangnya, membuat saya terhenyak dan sempat menyesali keputusan saya menerima pekerjaan itu. Ramadhan, dengan sejuta pesonanya, dengan sejuta ‘hadiah’ yang dijanjikannya membuat saya bisa menahan diri untuk tidak terus menerus menyesali yang sudah terjadi.
Jujur saya akui, awalnya semua prasangka baik itu, saya lakukan hanya karena tidak ingin pahala saya berkurang (pede banget ya, emangnya dapet?!?!). But then again.. semakin hari saya semakin mendapati bahwa ternyata dengan memberikan banyak kepada orang sekitar (dalam kasus saya dikantor adalah dengan sikap dan pengertian. Kan biasanya yang baru itu harus beradaptasi), saya malah mendapat banyak hal. Seperti kata motivator favorit saya, kuncinya bukan Take and Give tapi Give and Receive.
Dan bukankah itu salah satu kunci dari Ramadhan?!? Berusaha mengerti orang lain. Terutama yang kurang daripada kita. Dan kurang itu kan tidak selalu berkonotasi materi. Kurang itu kan bisa kurang ilmu, kurang sabar, kurang baik, dll. Who knows dengan mencontohkan itu kepada mereka, kita bisa membawa mereka jadi lebih baik. And who knows, siapa tau malah kita yang akan banyak mendapat pelajaran dari orang-orang yang kurang itu.
Dengan senyum terkembang, saya bisa sedikit bernafas lega, karena tahun ini saya bisa menikmati Lebaran seutuhnya. Karena tahun ini, untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, saya bisa menahan diri dari hal-hal buruk. Dan semoga Allah yang memiliki Kemahaan Mutlak, berkenan mempertemukan saya dengan Ramadhan tahun depan. Dan semoga Allah SWT berkenan memberikan saya hak untuk menikmati Hari Raya secara utuh, dan semoga kita semua kembali ’fitri’. Amiin...
Mudah-mudahan selepas bulan suci Ramadhan ini kita bisa lebih baik dari dan sesudah bulan Ramadhan. Serta semangat ’Ramadhan’ terbawa terus setelah kita kembali kepada fitrah kita, tanggal 13 Oktober 2007 nanti.
Selain itu, pribadi kita menjadi pribadi yang sangat luar biasa, karena hasil didikan di bulan seribu bulan ini. Tak ada istilah terlambat, bila kita mau jadi yang spesial di sisi Allah, Sahabat.
Sahabat, jelang Lebaran nanti, yang tinggal hitungan hari. Itupun hanya jari-jari disebelah tangan. Jadi bisa dibayangkan kan, betapa cepatnya hari-hari, waktu, detik demi detik di bulan Ramadhan berlalu melewati kita, saya khususnya.
Saya coba menuangkannya melalui tulisan sangat sederhana, inilah sepenggal kisah saya selama Ramadhan ini. Dan pelajaran apakah yang saya dapat di Ramadhan kali ini??
Banyak sekali, bila di runut satu-satu. Diawali dengan mendapat pekerjaan baru setelah sekian bulan vakum. Berkah Ramadhankah?? Bisa dibilang begitu, jika kita menilai berkah hanya sebatas hal-hal yang menyenangkan saja. Mengapa demikian?? Karena ketika saya masuki lingkungan kerja itu, ada masa dimana saya seperti mendapat hukuman. Situasinya, orang-orangnya, membuat saya terhenyak dan sempat menyesali keputusan saya menerima pekerjaan itu. Ramadhan, dengan sejuta pesonanya, dengan sejuta ‘hadiah’ yang dijanjikannya membuat saya bisa menahan diri untuk tidak terus menerus menyesali yang sudah terjadi.
Jujur saya akui, awalnya semua prasangka baik itu, saya lakukan hanya karena tidak ingin pahala saya berkurang (pede banget ya, emangnya dapet?!?!). But then again.. semakin hari saya semakin mendapati bahwa ternyata dengan memberikan banyak kepada orang sekitar (dalam kasus saya dikantor adalah dengan sikap dan pengertian. Kan biasanya yang baru itu harus beradaptasi), saya malah mendapat banyak hal. Seperti kata motivator favorit saya, kuncinya bukan Take and Give tapi Give and Receive.
Dan bukankah itu salah satu kunci dari Ramadhan?!? Berusaha mengerti orang lain. Terutama yang kurang daripada kita. Dan kurang itu kan tidak selalu berkonotasi materi. Kurang itu kan bisa kurang ilmu, kurang sabar, kurang baik, dll. Who knows dengan mencontohkan itu kepada mereka, kita bisa membawa mereka jadi lebih baik. And who knows, siapa tau malah kita yang akan banyak mendapat pelajaran dari orang-orang yang kurang itu.
Dengan senyum terkembang, saya bisa sedikit bernafas lega, karena tahun ini saya bisa menikmati Lebaran seutuhnya. Karena tahun ini, untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, saya bisa menahan diri dari hal-hal buruk. Dan semoga Allah yang memiliki Kemahaan Mutlak, berkenan mempertemukan saya dengan Ramadhan tahun depan. Dan semoga Allah SWT berkenan memberikan saya hak untuk menikmati Hari Raya secara utuh, dan semoga kita semua kembali ’fitri’. Amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar